Berbagai
negara dalam beberapa waktu terakhir mendapat kunjungan dari wabah pandemi
yakni Covid-19. Salah satunya adalah. Indonesia sejak 2020. Virus ini pertama
sekali melanda Kota Wuhan di Cina pada akhir 2019. Wabah pandemi ini begitu
cepat menyerang dan melumpuhkan masyarakat. Adapun dampak yang telah timbul dari
Virus Covid-19 yakni lebih dari 203.000 orang di seluruh dunia telah meninggal dunia
akibat Covid-19 berdasarkan data Worldmeter (kompas.com). Angka kematian yang
melebihi 20.000 jiwa diduduki oleh lima negara, yakni AS, Italia, Spanyol,
Prancis, dan Inggis. Angka ini sungguh fantastik. Perkembangan Covid-19 di
Indonesia per tanggal 20 April 2020 pukul 12.00 WIB berdasarkan data Kemenkes
RI mencapai angka 6.760 jiwa positif, 590 jiwa meninggal dunia, dan 747 jiwa
sembuh.
![]() |
Gambar: Kemenkes RI |
Kondisi
seperti bukanlah hal yang santai ataupun terlalu dipersulit dengan menimbulkan kepanikan
yang berlebihan. Namun masyarakat harus tetap pada batas kewajaran. Santai juga
tidak terlalu santai, panik juga tidak terlalu panik. Tetap ikuti arahan dari
pemerintah, para pakar yang mengerti benar tentang kasus ini, ikuti perkembangan
dari sumber terpercaya, dan tetap laksanakan protokol kesehatan yang telah
diajurkan.
Pemerintah
tentu berusaha maksimal untuk menangani dan mengatasi wabah pandemi ini. Beberapa
langkah yang telah diambil pemerintah yakni telah mengeluarkan arahan seperti
jaga jarak fisik (physical distancing),
bekerja dari rumah (WFH), lembaga pendidikan diliburkan (SFH), jaga interaksi
sosial (social distancing), larangan
mudik, bahkan akan dilaksanakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).
Upaya-upaya yang dilakukan pemerintah guna menjaga, melindungi, dan mengatasi
virus sehingga melindungi seluruh masyarakat maupun warga negaranya.
Setiap
keputusan yang diambil terdapat pro-kontra. Tidak menutup kemungkinan bahwa ada
masyarakat yang tidak patuh terhadap kebijakan pemerintah. Namun, sebagai
makhluk yang diciptakan akal dan nurani, serta makhluk Tuhan diciptakan paling
sempurna sebaiknya kita berusaha untuk menggunakannya dengan sebaik mungkin. Jika
memang anjuran dan kebijakan yang diambil oleh pemerintah sudah tepat, mari
kita laksanakan dengan sebaik mungkin.#staydirumahaja #jagajarak #pakaimasker
Manusia
tidak luput dari kesalahan. Tugas kita adalah saling mengingatkan dan tolong-menolong
dalam kebaikan. Tindakan tersebut adalah salah satu wujud kepedulian dengan
begitu kita telah menebar kebaikan. Berdasarkan beberapa fakta yang terjadi di
masyarakat bahwa akibat dari kebijakan pemerintah banyak para pekerja yang
dirumahkan, PHK, usaha gulung tikar, dan banyak lagi yang terjadi. Kondisi
seperti ini bukanlah hal yang mudah dan tidak berlangsung satu-dua hari.
Saya
pernah mendengar bahwa ada toko yang tidak mampu membayar gaji karyawan
akibatnya para karyawannya diberhentikan sementara waktu hingga kondisi normal.
Sebelum diberhentikan para karyawan diberi gaji penuh, beras, minyak, dan
sembako dibagikan untuk semua karyawan. Hal yang dilakukan dari pemilik toko
sangat bijak dan bermanfaat bagi para karyawan serta keluarganya di rumah.
Selang beberapa waktu sang pemilik toko mengunjungi karyawannya. Sedih hati dan
teriris melihat karyawan dan keluarganya makan hanya dengan nasi putih dan garam.
Gaji dan sembako yang diberikan telah habis ludes tak bersisa.
Kemudian,
beredar pula seorang ibu yang tidak makan selama beberapa hari. Wanita yang
suaminya bekerja sebagai pemulung bertahan hidup dengan minum air galon.
Suaminya tidak lagi bekerja karena wabah ini. Tentu hal ini menyita perhatian
warga dan pemerintah setempat. Jodoh dan maut tidak ada yang tahu. Beberapa
waktu belakangan ini setelah videonya beredar. Wanita yang bernama Yuli (43
tahun) meninggal dunia. (m.tribunnews.com). Selain almarhumah IbuYuli dan
karyawan toko tersebut tentu masih banyak lagi di luar sana yang bernasib
serupa. Hanya saja mungkin tidak terdengar dan terjangkau media sosial.
Ramadhan
2020 M-1441 H ummat muslim menikmati dengan kondisi yang berbeda. Kesulitan ekonomi
semakin berat dirasakan hampir semua orang. Terlebih lagi mereka yang
kehilangan mata pencaharian, dan kesulitan memebuhi kebutuhan kebutuhan
keluargnya. Tidak lagi bisa menikmati indahnya sahur dan berbuka seperti biasa.
Menurut saya pemerintah juga sudah mengambil langkah untuk membantu pemberian
sembako bagi masyarakat. Baik disalurkan melalui tingkat kecamatan, kabupaten,
bahkan provinsi. Namun fakta di lapangan masih banyak kita menemukan keluarga
yang belum tersentuh perhatian pemerintah. Bantuan yang tidak merata atau
adakah hal lainnya? Bagaimana sikap kita sehingga bisa membantu mereka yang
membutuhkan?
Saya
mengajak teman-teman dalam gerakan “Satu Kebaikan, Sejuta Senyuman”. Kegiatan
ini merupakan sebuah tindakan kebaikan yang kita lakukan memberikan berjuta
kebaikan untuk orang lain. Kebaikan yang saya maksud adalah dengan menunaikan
Zakat, Infak, dan Sedekah. Penyaluran ZIS (Zakat, Infak,Sedekah) tepat akan
memberikan banyak manfaat untuk masyarakat. Terlebih pendistribusian yang dilakukan
hingga ke pelosok tentu memberikan senyuman untuk mereka yang membutuhkan.
“dan laksanakanlah sholat,
tunaikanlah zakat, dan rukuklah beserta orang-orang yang rukuk.” (QS. Al-Baqarah:43)
Sebagian
kita mungkin pernah merasakan besok tidak tau lagi mau makan apa. Uang di saku cukup,
atau mungkin juga tidak bersisa. Kun
fayakun. Kemudian Allah merangkul dengan menghadirkan seseorang yang tidak dikenal/dikenal
memberikan rezki tidak terduga, hal ini tentu
begitu menakjubkan. Ibarat orang kehausan, diberi segelas air. Meski sederhana
tapi bernilai. Begitulah perumpaan ZIS yang kita salurkan.
Kemana
penyaluran ZIS yang tepat? Terdapat beberapa lembaga profesional yang menaungi
program ZIS seperti BAZNAS dan LAZNAS (IZI, Dompet Dhuafa, Rumah Zakat, dan lain-lain).
Teman-teman tentu dapat memilih lembaga yang mana saja untuk menyalurkan, jika
ingin mencari aman pilih lembaga yang sudah memiliki izin dari kemenag.
Penyaluran dan pendistribusian yang tepat akan memberikan sejuta senyuman untuk
ummat. Bersediakah teman-teman menjadi menebar kebaikan itu? Siapkah
teman-teman melihat sejuta senyuman yang menebar? Jika
jawaban teman-teman “bersedia”, Insya Allah tidak akan ada lagi atau
meminimalisir video viral warga tidak makan, meninggal karena kelaparan, ojol
hanya memakan nasi dan ayam dibungkus untuk anak-istri, perampokan, serta
kejadian-kejadian pilu lainnya.
Sejak
beberapa tahun hingga beberapa bulan lalu sebelum saya menjadi tenaga pendidik.
Saya diberikan Allah nikmat rezeki, pembelajaran, dan pengalaman yang begitu
berharga yakni bisa bersama turut andil dalam sebuah lembaga zakat. Pengalaman menjadi salah satu penerima
manfaat beasiswa berprestasi kurang mampu serta berdikasi diberbagai program
dan kegiatannya. Hal-hal yang begitu menakjubkan menjadi makanan dan minuman
keseharian. Tapi hal itulah menjadi guru dan bagian hidup dari perjalanan hidup
bagi diri ini. Nikmatnya pemberian dikala sempit, dan indahnya berbagi di kala
lapang dan sempit. Satu kebaikan yang kita terima dan beri akan menimbulkan
kebaikan-kebaikan lainnya. Bukan hanya kepada yang pemberi, namun kepada
masyarakat yang lebih luas. Serta banyak momen lagi yang dirasakan, dan tidak
dapat terungkapkan. Terima kasih buat seluruh karyawan, donatur, dan semua
pihak terkait.
Dompet
Dhuafa merupakan salah satu lembaga filantropi yang amanah, Insya Allah.
Teman-teman bisa menyalurkan donasi dan memberikan bantuan untuk mereka yang
membutuhkan salah satunya melalui Dhompet Dhuafa, ataupun lembaga lainnya yang
terpercaya. Dompet Dhuafa memiliki banyak program seperti pendidikan, ekonomi,
sosial, agama, dan lain-lain. Pendistribusian yang mereka lakukan akan
memberikan kebaikan dan kebermanfaat untuk keluarga kurang mampu. Baik berupa
penyaluran produktif, ataupun konsumtif. Profil Dompet Dhuafa lebih lengkap
klik disini.
Informasi
rumah tangga pada data terakhir 2015 terdapat 52.008.30 rumah tangga di
Indonesia. (www.bps.go.id). Jika rata-rata satu
rumah tangga minimal menyalurkan Rp 250.000 donasinya Maka berapa banyak yang
terkumpul? Dana ini tentu sangat bermanfaat.terlebih ditengah kondisi wabah pandemi. Saya kembali mengajak teman-teman
untuk menjadi bagian dalam gerakan “Satu Kebaikan, Sejuta Senyuman”. Teman-teman
melakukan satu aksi nyata. Bisa berupa penyaluran ZIS, bagi takjil, sedekah sembako, dan lain-lain. Kebaikan-kebaikan
yang kita lakukan merupakan aksi nyata menebar kebaikan. Jadi kita tidak hanya
memberikan motivasi dengan kata-kata, namun memberikan motivasi dengan dukungan
nyata. Mari bergabung dengan gerakan “Satu Kebaikan, Sejuta Senyuman”. Menebar
kebaikan. Kebaikan berbagi. Sedekah wujud kepedulian dan kebahagiaan.
"Tulisan
ini diikutsertakan dalam Lomba Blog Menebar Kebaikan yang diselenggarakan oleh
Dompet Dhuafa"
Sumber:
Menebar kebaikan bisa dilakukan kapan saja seperti saat pandemi ini masih banyak masyarakat yang mengalami kesusahan apalagi setelah mengalami bencana banjir dll, mereka butuh bantuan kita
BalasHapus