Selasa, 28 April 2020

Gerakan “Satu Kebaikan, Sejuta Senyuman”


Berbagai negara dalam beberapa waktu terakhir mendapat kunjungan dari wabah pandemi yakni Covid-19. Salah satunya adalah. Indonesia sejak 2020. Virus ini pertama sekali melanda Kota Wuhan di Cina pada akhir 2019. Wabah pandemi ini begitu cepat menyerang dan melumpuhkan masyarakat. Adapun dampak yang telah timbul dari Virus Covid-19 yakni lebih dari 203.000 orang di seluruh dunia telah meninggal dunia akibat Covid-19 berdasarkan data Worldmeter (kompas.com). Angka kematian yang melebihi 20.000 jiwa diduduki oleh lima negara, yakni AS, Italia, Spanyol, Prancis, dan Inggis. Angka ini sungguh fantastik. Perkembangan Covid-19 di Indonesia per tanggal 20 April 2020 pukul 12.00 WIB berdasarkan data Kemenkes RI mencapai angka 6.760 jiwa positif, 590 jiwa meninggal dunia, dan 747 jiwa sembuh.
Gambar: Kemenkes RI


Kondisi seperti bukanlah hal yang santai ataupun terlalu dipersulit dengan menimbulkan kepanikan yang berlebihan. Namun masyarakat harus tetap pada batas kewajaran. Santai juga tidak terlalu santai, panik juga tidak terlalu panik. Tetap ikuti arahan dari pemerintah, para pakar yang mengerti benar tentang kasus ini, ikuti perkembangan dari sumber terpercaya, dan tetap laksanakan protokol kesehatan yang telah diajurkan.

Pemerintah tentu berusaha maksimal untuk menangani dan mengatasi wabah pandemi ini. Beberapa langkah yang telah diambil pemerintah yakni telah mengeluarkan arahan seperti jaga jarak fisik (physical distancing), bekerja dari rumah (WFH), lembaga pendidikan diliburkan (SFH), jaga interaksi sosial (social distancing), larangan mudik, bahkan akan dilaksanakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Upaya-upaya yang dilakukan pemerintah guna menjaga, melindungi, dan mengatasi virus sehingga melindungi seluruh masyarakat maupun warga negaranya.

Setiap keputusan yang diambil terdapat pro-kontra. Tidak menutup kemungkinan bahwa ada masyarakat yang tidak patuh terhadap kebijakan pemerintah. Namun, sebagai makhluk yang diciptakan akal dan nurani, serta makhluk Tuhan diciptakan paling sempurna sebaiknya kita berusaha untuk menggunakannya dengan sebaik mungkin. Jika memang anjuran dan kebijakan yang diambil oleh pemerintah sudah tepat, mari kita laksanakan dengan sebaik mungkin.#staydirumahaja #jagajarak #pakaimasker

Manusia tidak luput dari kesalahan. Tugas kita adalah saling mengingatkan dan tolong-menolong dalam kebaikan. Tindakan tersebut adalah salah satu wujud kepedulian dengan begitu kita telah menebar kebaikan. Berdasarkan beberapa fakta yang terjadi di masyarakat bahwa akibat dari kebijakan pemerintah banyak para pekerja yang dirumahkan, PHK, usaha gulung tikar, dan banyak lagi yang terjadi. Kondisi seperti ini bukanlah hal yang mudah dan tidak berlangsung satu-dua hari.

Saya pernah mendengar bahwa ada toko yang tidak mampu membayar gaji karyawan akibatnya para karyawannya diberhentikan sementara waktu hingga kondisi normal. Sebelum diberhentikan para karyawan diberi gaji penuh, beras, minyak, dan sembako dibagikan untuk semua karyawan. Hal yang dilakukan dari pemilik toko sangat bijak dan bermanfaat bagi para karyawan serta keluarganya di rumah. Selang beberapa waktu sang pemilik toko mengunjungi karyawannya. Sedih hati dan teriris melihat karyawan dan keluarganya makan hanya dengan nasi putih dan garam. Gaji dan sembako yang diberikan telah habis ludes tak bersisa.

Kemudian, beredar pula seorang ibu yang tidak makan selama beberapa hari. Wanita yang suaminya bekerja sebagai pemulung bertahan hidup dengan minum air galon. Suaminya tidak lagi bekerja karena wabah ini. Tentu hal ini menyita perhatian warga dan pemerintah setempat. Jodoh dan maut tidak ada yang tahu. Beberapa waktu belakangan ini setelah videonya beredar. Wanita yang bernama Yuli (43 tahun) meninggal dunia. (m.tribunnews.com). Selain almarhumah IbuYuli dan karyawan toko tersebut tentu masih banyak lagi di luar sana yang bernasib serupa. Hanya saja mungkin tidak terdengar dan terjangkau media sosial.

Ramadhan 2020 M-1441 H ummat muslim menikmati dengan kondisi yang berbeda. Kesulitan ekonomi semakin berat dirasakan hampir semua orang. Terlebih lagi mereka yang kehilangan mata pencaharian, dan kesulitan memebuhi kebutuhan kebutuhan keluargnya. Tidak lagi bisa menikmati indahnya sahur dan berbuka seperti biasa. Menurut saya pemerintah juga sudah mengambil langkah untuk membantu pemberian sembako bagi masyarakat. Baik disalurkan melalui tingkat kecamatan, kabupaten, bahkan provinsi. Namun fakta di lapangan masih banyak kita menemukan keluarga yang belum tersentuh perhatian pemerintah. Bantuan yang tidak merata atau adakah hal lainnya? Bagaimana sikap kita sehingga bisa membantu mereka yang membutuhkan?


Saya mengajak teman-teman dalam gerakan “Satu Kebaikan, Sejuta Senyuman”. Kegiatan ini merupakan sebuah tindakan kebaikan yang kita lakukan memberikan berjuta kebaikan untuk orang lain. Kebaikan yang saya maksud adalah dengan menunaikan Zakat, Infak, dan Sedekah. Penyaluran ZIS (Zakat, Infak,Sedekah) tepat akan memberikan banyak manfaat untuk masyarakat. Terlebih pendistribusian yang dilakukan hingga ke pelosok tentu memberikan senyuman untuk mereka yang membutuhkan.

“dan laksanakanlah sholat, tunaikanlah zakat, dan rukuklah beserta orang-orang yang rukuk.” (QS. Al-Baqarah:43)

Sebagian kita mungkin pernah merasakan besok tidak tau lagi mau makan apa. Uang di saku cukup, atau mungkin juga tidak bersisa. Kun fayakun. Kemudian Allah merangkul dengan menghadirkan seseorang yang tidak dikenal/dikenal memberikan rezki tidak terduga,  hal ini tentu begitu menakjubkan. Ibarat orang kehausan, diberi segelas air. Meski sederhana tapi bernilai. Begitulah perumpaan ZIS yang kita salurkan.

Kemana penyaluran ZIS yang tepat? Terdapat beberapa lembaga profesional yang menaungi program ZIS seperti BAZNAS dan LAZNAS (IZI, Dompet Dhuafa, Rumah Zakat, dan lain-lain). Teman-teman tentu dapat memilih lembaga yang mana saja untuk menyalurkan, jika ingin mencari aman pilih lembaga yang sudah memiliki izin dari kemenag. Penyaluran dan pendistribusian yang tepat akan memberikan sejuta senyuman untuk ummat. Bersediakah teman-teman menjadi menebar kebaikan itu? Siapkah teman-teman melihat sejuta senyuman yang menebar? Jika jawaban teman-teman “bersedia”, Insya Allah tidak akan ada lagi atau meminimalisir video viral warga tidak makan, meninggal karena kelaparan, ojol hanya memakan nasi dan ayam dibungkus untuk anak-istri, perampokan, serta kejadian-kejadian pilu lainnya.

Sejak beberapa tahun hingga beberapa bulan lalu sebelum saya menjadi tenaga pendidik. Saya diberikan Allah nikmat rezeki, pembelajaran, dan pengalaman yang begitu berharga yakni bisa bersama turut andil dalam sebuah lembaga  zakat. Pengalaman menjadi salah satu penerima manfaat beasiswa berprestasi kurang mampu serta berdikasi diberbagai program dan kegiatannya. Hal-hal yang begitu menakjubkan menjadi makanan dan minuman keseharian. Tapi hal itulah menjadi guru dan bagian hidup dari perjalanan hidup bagi diri ini. Nikmatnya pemberian dikala sempit, dan indahnya berbagi di kala lapang dan sempit. Satu kebaikan yang kita terima dan beri akan menimbulkan kebaikan-kebaikan lainnya. Bukan hanya kepada yang pemberi, namun kepada masyarakat yang lebih luas. Serta banyak momen lagi yang dirasakan, dan tidak dapat terungkapkan. Terima kasih buat seluruh karyawan, donatur, dan semua pihak terkait.

Dompet Dhuafa merupakan salah satu lembaga filantropi yang amanah, Insya Allah. Teman-teman bisa menyalurkan donasi dan memberikan bantuan untuk mereka yang membutuhkan salah satunya melalui Dhompet Dhuafa, ataupun lembaga lainnya yang terpercaya. Dompet Dhuafa memiliki banyak program seperti pendidikan, ekonomi, sosial, agama, dan lain-lain. Pendistribusian yang mereka lakukan akan memberikan kebaikan dan kebermanfaat untuk keluarga kurang mampu. Baik berupa penyaluran produktif, ataupun konsumtif. Profil Dompet Dhuafa lebih lengkap klik disini.

Informasi rumah tangga pada data terakhir 2015 terdapat 52.008.30 rumah tangga di Indonesia. (www.bps.go.id). Jika rata-rata satu rumah tangga minimal menyalurkan Rp 250.000 donasinya Maka berapa banyak yang terkumpul? Dana ini tentu sangat bermanfaat.terlebih ditengah kondisi wabah pandemi.  Saya kembali mengajak teman-teman untuk menjadi bagian dalam gerakan “Satu Kebaikan, Sejuta Senyuman”. Teman-teman melakukan satu aksi nyata. Bisa berupa penyaluran ZIS, bagi takjil,  sedekah sembako, dan lain-lain. Kebaikan-kebaikan yang kita lakukan merupakan aksi nyata menebar kebaikan. Jadi kita tidak hanya memberikan motivasi dengan kata-kata, namun memberikan motivasi dengan dukungan nyata. Mari bergabung dengan gerakan “Satu Kebaikan, Sejuta Senyuman”. Menebar kebaikan. Kebaikan berbagi. Sedekah wujud kepedulian dan kebahagiaan.


"Tulisan ini diikutsertakan dalam Lomba Blog Menebar Kebaikan yang diselenggarakan oleh Dompet Dhuafa"



Sumber:
  1. kompas.com
  2. Instagram kemenkes RI
  3. m.tribunnews.com
  4. izi.or.id
  5. bps.go.id
  6. Al-Quran





1 komentar:

  1. Menebar kebaikan bisa dilakukan kapan saja seperti saat pandemi ini masih banyak masyarakat yang mengalami kesusahan apalagi setelah mengalami bencana banjir dll, mereka butuh bantuan kita

    BalasHapus